Dalam dunia arsitektur, desain interior, animasi, dan VFX, software rendering berperan penting untuk menghasilkan visual berkualitas tinggi. Tahun 2025 menghadirkan banyak pilihan, baik komersial berbayar maupun gratis/open source, yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
A. Software Rendering Komersial (Berbayar)
1. V-Ray
Chaos V-Ray adalah standar industri rendering fotorealistik. Banyak dipakai dalam arsitektur, film, dan iklan.
Fitur utama:
- Ray tracing realistis.
- Dukungan multi-host (SketchUp, 3ds Max, Revit, Rhino, Maya).
- Material library lengkap.
Kelebihan: hasil sangat realistis, fleksibel.
Kekurangan: proses render berat, lisensi berbayar.
👉 Cocok untuk: arsitek & desainer profesional.
2. Corona Renderer
Corona Renderer terkenal dengan workflow sederhana dan hasil natural.
Fitur utama:
- Rendering fotorealistik dengan pengaturan simpel.
- Fokus pada interior & arsitektur.
Kelebihan: ramah pemula, hasil natural.
Kekurangan: tidak real-time, lisensi berbayar.
👉 Cocok untuk: desainer interior.
3. Enscape
Enscape adalah plugin real-time rendering untuk Revit, SketchUp, Rhino, ArchiCAD, Vectorworks.
Fitur utama:
- Visualisasi real-time.
- Dukungan VR & live-sync.
Kelebihan: mudah dipakai, sangat cepat.
Kekurangan: fitur terbatas dibanding V-Ray/Corona.
👉 Cocok untuk: presentasi cepat & VR.
4. D5 Render
D5 Render hadir dengan real-time path tracing plus AI.
Fitur utama:
- Real-time ray tracing.
- DLSS/AI acceleration.
- Aset library besar.
Kelebihan: kualitas visual tinggi, versi gratis ada.
Kekurangan: butuh GPU kuat, versi Pro berbayar.
👉 Cocok untuk: arsitek & desainer visual.
5. Lumion
Lumion adalah software real-time rendering khusus arsitektur.
Fitur utama:
- Efek atmosfer sinematik.
- Library aset besar.
Kelebihan: cepat, cocok untuk landscape.
Kekurangan: butuh hardware kelas atas.
👉 Cocok untuk: arsitektur eksterior & lanskap.
